Welcome in my Blog

Semoga ini menjadi wadah untuk menuangkan isi hati,fikiran dan apa yang sudah kita ketahui

Sabtu, 12 Mei 2012

"Tujuh Bidadari"


Cantik,anggun dan begitu mempesona begitulah yang di miliki para bidadari seakan semua semua kesempurnaan dimilikinya.
            Di sebuah taman pelangi mereka berkumpul setiap pagi dan sore,dimana semerbak mawar dan wangi udara memanjakkan mereka.
Scane 1
Laila                :kau lihat kupu-kupu cantik itu bilqis?
Bilqis               :yach...,aku melihat nya indah sekali..
Laila                :aku ingin indah seperti dia
Bilqis               :kau bisa menyusun sajak tulisan mu indah seperti dia laila
Laila                :tapi cinta lebih indah dari sayap kupu-kupu itu bilqis.. (katanya sambil tersenyum menggoda)
Tiba-tiba...,
Cleopatra                     :hey..,lihat cincin ini,aku menemukannya di situ
(diana menunjuk ke arah barisan bunga di taman,tentu saja membuat ke tujuh bidadari itu berkumpul mendekat)
Monalisa          :sempurna!, ini mutiara belahan dunia (seraya mengagumi)
Kartini :Andai saja ada pangeran yang membawakan nya untuk ku
All                   :Ouwh... so sweet
Cleopatra         :Tunggu,tapi siapa pemilik cincin itu?, Mengapa bisa terjatuh di taman kita?
(semua seakan tersadarkan oleh sesuatu)
Monalisa          :kau benar patra,kita hanya punya tujuh kunci untuk memasuki taman ini
Elizabeth         :kita harus menyelidiki semua ini
Diana               :aku yakin pemilik cincin itu akan mencarinya lagi kemari,bagaimana kalau kita bergilir berjaga?
Kartini             :ide bagus diana,aku tak mau ada orang lain yang masuk ke taman kita
Cleopatra         :baiklah,bagaimana kalau selendang kita di satukan,kita membuat jebakan!
Elizabeth         :kita taruh jebakan itu di sini saja (eliza berdiri di tempat cincin itu di temukan)
            Dengan cepat mereka menyatukan selendang mereka dan membuat jebakan.
Scane 2

            Waktu berganti pembagian tugas sudah terlaksana,siang dan malam mereka menanti perubahan, hingga saatnya giliran monalisa berjaga... dia nampak tak sabar dan berusaha menghibur dirinya dengan bernyanyi.
Monalisa          :menunggu tanpa kepastian itu membosankan!,nyanyi sajalah... yuhuuuu....
            Monalisa asik bernyanyi dan menari-nari,tiba-tiba....
Monalisa          :tikus.... haaa.. tikus....,sejak kapan taman ini ada tikus! (ujar monalisa sebal dan ketakutan)
            Monalisa segera menghubungi kartini lewat kipas lipatnya)
Monalisa          :kartini.... bisakah kau mendengarkan ku?
Kartini             :ya monalisa ada apa?,aku masih di indonesia bukankah belum waktu ku berjaga
Monalisa          :bukan itu kartini...,di taman ada tikus!
Kartini             :apa? Tikus?,bagaimana bisa
Monalisa          :cepatlah kemari aku jijik dengan tikus kotor itu
            Tak lama kemudian kartini sampai di taman pelangi,dengan segera monalisa memelukya.
Monalisa          :kita harus menghubungi lima bidadari lagi untuk berkumpul
Kartini             :baiklah
Dengan cepat monalisa dan kartini menghubungi kelima bidadari untuk ikut berkumpul di taman pelangi.
Monalisa          :ada tikus di taman ini
All                   :tikus???
Monalisa mengangguk.
Cleopatra         :aneh,kemarin kita menemukan cincin sekarang ada tikus,hmmm....
Diana               :apa tikus itu ada hubungannya dengan cincin itu ya?
Elizabeth         :dua hal aneh terjadi dalam taman kita,bisa saja semua ini saling berhubungan
Diana               :aku takut kalau tikus itu bukan tikus biasa
Laila                :maksud mu? Apa tikus itu jelmaan
Diana               :bisa sajakan?
Bilqis               :sekarang jelas kan mona,dimana kau melihat tikus itu dan bagaimana ciri-cirinya
Monalisa          :aku tak tahu darimana ia keluar,tapi tiba-tiba saja dia menabrak sepatu ku dan kalau nggak salah tikus itu berwarna hitam
Bilqis               :Hmm...,sepertinya tikus itu bukan dari negara bagian eropa,aha! Aku tau,kartini...bukankah di negara mu tikus itu berwarna hitam?
Kartini             :betul,tapi apa hubungan nya?
Bilqis   :bisa saja dia jelmaan dan berasal dari negara mu (bilqis mencoba menebak)
            Di tengah mereka menerka-nerka,tiba-tiba saja suara tertawa keras terdengar di belakang mereka
Paijo                :hahahaha...hahahaha....,kalian sedang membicarakan ku? (paijo bertanya dengan nada mengejek)
Elizabeth         :bagaimana kau bisa masuk ke taman kami! (elizabeth membentak paijo dengan mengancam dengan tongkat sihir miliknya)
Paijo                :iiittss... santai dulu,apa kalian merasa terganggu dengan kehadiran ku?
Laila                :kita Sangat terganggu! (ketus laila)
Paijo                :Uppss.. Sorry kalau begitu,aku hanya ingin mencari cincin ku yang terjatuh di      sini
Diana               :cincin? Cincin apa? (diana grogi)
Paijo                :cincin peninggalan tahta keluarga ku
Laila                :bagaimana bisa terjatuh di sini? Berarti kau penyusup?
All                   :ya pasti kau penyusup yang mau mencelakakan kami!
Paijo                :namaku paijo,bukan penyusup jangan salah faham dulu,cincin itu di bawah oleh se ekor burung ketika aku mandi dan melepas cincin itu di atas batu air terjun,kemudian aku mengejarnya dan kaget dengan tempat ini yang saat itu tiba-tiba terbuka kemudian tertutup dan tak bisa ku buka lagi,aku terjebak! Kemudian wujud ku berubah menjadi tikus,itu sangat menjijikkan!
            Para bidadari mendadak binggung,mengapa ada seseorang yang bisa memasuki taman ini tanpa menggunakan tujuh kunci sihir mereka,dan mengapa penyusup ini dapat berubah wujudnya apa ada yang tidak beres dengan sihir mereka.
Cleopatra         :aku tak mengerti,tapi... ini sungguh ke anehan!
Elizabeth         :apa kelebihan dari cincin yang kau cari? Sehingga kau berani masuk kemari,menembus tujuh kunci sihir kami?
Paijo                :cincin itu belahan hidup ku,aku turunan ke tujuh dari tahta keluarga ku jadi apapun yang berhubungan dengan angka tujuh itu dapat ku tembus sekalipun itu sihir,dan cincin itu dapat menuntun ku pada seorang wanita yang akan aku nikahi di usia 27 tahun
Cleopatra         :menikah? (cleopatra mendadak pucat dan ketakutan)
Paijo                :aku tak bisa berlama-lama,3 hari lagi usia ku bertambah dan aku harus segera menemukan cincin itu
Diana               :hmmm sebenarnya....,kami menemukan nya
Paijo                :apa? Lalu dimana cincin itu?
            Ke enam bidadari lansung menatap Cleopatra yang menemukan cincin itu pertama kali,cleopatra panik.
Cleopatra         :ini... (ia menunjukkan cincin yang di temukan nya dengan muka tegang)
Tapi...,apakah berarti aku akan menjadi istri mu?
Paijo                :hmmm... maafkan aku,tapi begitulah persyaratan nya.
Kartini             :apa yang terjadi jika kau tak menikahinya?
Paijo                :aku takkan hidup,dan ini akibatnya jika aku menikah di usia 27
Kartini             :aku sanggup mencarikan pendamping mu asal bukan adik kami cleopatra,bisa saja kau membohongi kami tentang cincin itu!
Paijo                :begitulah sial nya,pendamping ku adalah penyelamat cincin itu pertama kali,dan ini pertama kali aku kehilangannya

            Semua terdiam....,
Tak ada yang berani mendesak cleopatra untuk menikah dengan paijo yang konon berdarah sakti di keturunan ke tujuh.
Cleopatra         :aku tidak mau menikah,dan aku hanya kebetulan saja menemukan cincin itu
Paijo                :baiklah... tak apa,mungkin ini saatnya hidup ku berakhir (paijo lemas dan pasrah)
            Paijo menggenggam cincin itu dengan erat,ia berlalu dengan kesedihan hati,para bidadari merasa kasihan melihatnya.
Scane 3

            Dua hari berlalu....,paijo sakit keras ia tak bisa bangun dari tempat tidurnya,ia menunggu esok tiada harapan,mana mungkin ia bisa menikahi bidadari mesir itu sedangkan tahta keluarga dengan tahta cleopatra jauh lebih tinggi.  tetapi diam-diam cleopatra menyelidiki semua perkataan paijo tanpa pengetahuan ke enam bidadari,hingga di hari terakhir 2 jam sebelum paijo berganti usia Cleopatra mengikuti kata hati nya,yang entah mengapa dia selalu gelisah setelah kejadian 2 hari yang lalu di taman.
Cleopatra         :aku jauh-jauh ke sini untuk memastikan keadaan mu (ucapnya tanpa basa-basi)
Paijo                :waktu ku tak banyak,tapi aku ingin kau menyimpan cincin itu dan menjaganya
Cleopatra         :Untuk apa kau memberikannya pada ku?
Paijo                :aku tak bisa memberikannya pada adik ku karna turunan ke delapan akan celaka juga,uhuk..uhuk... (paijo terbatuk)
            Cleopatra tertunduk,ia binggung apa yang harus ia perbuat.
Paijo                :terima kasih telah menyelamatkan cincin itu...,maafkan aku telah membuat mu sedih (ucap paijo seraya memegang tangan cleopatra)  
            Cleoptra terdiam lama...
Cleopatra         :aku mau jadi istri mu..
Paijo                :apa? Itu bukan keputusan dari hati mu kan?
Cleopatra         :tidak..,aku sungguh mau menjadi istri mu,ini kata hati ku
            Tiba-tiba ke enam bidadari memeluknya dari belakang,cleopatra terkejut akan kehadiran mereka.
Bilqis               :aku bangga dengan ketulusan hati mu cleo
Laila                :meski kita tau itu keputusan yang berat
Cleopatra         :ini kata hati ku,bukan karna terpaksa...dan tidak memberatkan ku (ucapnya seraya tersenyum tulus)
            Semua kembali memeluk cleopatra

            ada perubahan aneh yang terjadi pada paijo,tubuhnya yang semula tak berdaya seakan sehat kembali,dan akhirnya mereka menikah di jam 12 malam tepat pergantian umur paijo.
Kebahagiaan mengalir deras tiada henti,seperti derasnya air terjun yang terus berganti dan saling mengisi.

----THE END----

Sabtu, 28 Januari 2012

Menunggu Pagi Part II

                                                   “ PART II ”
“Lembar jawaban bhs.indonesia UAS uda keluar van..,punya mu sudah di ambil?” tanya nova yang entah muncul dari mana kini telah ada di hadapan ku.
“biasa deh... munculnya tiba-tiba kayak hantu aja!” cibir ku.
Nova hanya nyengir dengan khasnya.
“eh,sudah di ambil belom punya mu?” tanya nova lagi padaku.
“blom,tapi aku nggak begitu yakin dengan nilai bahasa ku kali ini” jawab ku jujur
“wah kenapa?,contekan mu nggak sukses ya?” jawab nova se-enak nya
‘Plok!’ 
“dasar otak udang!” tukas ku setelah memukul ringan kepala nya
“hey.... ini...” nova melotot seraya menunjuk kepala nya
“apa? Kelapa tuh bukan kepala orang isinya air gitu!” jawab ku asal seraya berlari kecil mencibir nya,hahaha nova nggondok. =D
‘Laaarriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii’
“dek!” suara seseorang menghentikan lari kecil ku.
“astaghfirullah bang ngagetin aja!” ujar ku yang memang kaget sambil ngelus dada berulang kali.
“hehehe,maaf ya”
“iia ada apa nih?” tanya ku datar
“sudah tau nilai mu?”
           ‘kok semua pada ribut nilai sih,giliran aku nggak yakin gini mereka malah tanya hasil punyaku’ aku membatin
“dek..adek” panggil abang yang menyadari aku melamun
“hah?” aku terperangah kemudian terkekeh menyadari kebodohan ku ini.
“belom bang,aku ambil dulu ya” sambung ku dan tanpa ku sadari melangkah ke arah ruang guru.
         Sepuluh menit kemudian lembar jawaban itu sudah di tangan ku,dugaan ku benar!
Kini nilai bahasa ku anjlok turun,aku sudah nggak ngeh liat beberapa coretan di deretan nomer-nomer yang tersusun rapih itu,ku lipat lalu segera masuk kantong saku ku,ah bagaimana ini... pasti kali ini nilai bahasa ku kalah sama nova.
“berapa nilai mu dek?” tanya abang yang kembali muncul di hadapan ku kali ini di susul kedatangan nova yang juga tak sabar mendengar angka nilai bahasa,huft.
“jelek!” jawab ku pendek
“tuh kan sudah ku bilang... pasti contekan mu nggak sukses” lagi-lagi nova asal ngomong.
Aku melotot,yang benar saja dia berkata seperti itu di depan abang ku,wah.. nova awas kau nanti!, aku menghujamnya dengan tatapan tak bersahabat yang di tuju malah cengar-cengir tak berdosa.
“jelek itu berapa dek,kau kan jago bahasa bisa-bisa nilai sembilan kau bilang jelek” goda abang
“beneran jelek bang” aku tertunduk
“ya sudah nggak usah sedih gitu,memangnya berapa?” abang masih mendesak penasaran.
“tujuh” jawab ku sambil nyengir
“hmmm...,nggak jelek-jelek amat dek abang mah biasanya dapet nilai 6 dan 5” akunya jujur
“hehe.. ia bang,punya abang berapa?”
“lumayanlah sembilan” jawabnya mantap
“hah?” serempak aku dan nova terperangah.
“hehe jangan ngejek gitu dunk ,ini artinya contekan abang sukses” ujar nya seraya mengedipkan sebelah mata nya
‘hahahahaha’ tawa kami berderai.
        Aku berusaha tega menghampar lembar jawaban yang dari tadi tak ku lirik sama sekali.
‘hmmm...’ aku bergumam
“pantes saja aku banyak yang salah,orang semua pertanyaan rata-rata cara memasak!” aku terbahak sendiri baru menyadari nya.
“haha yang paling aku bingung itu cara membuat tape” celetuk nova
“kan tinggal di kasih cuka” jawab ku se enaknya
“di kasih apa dek?” muka abang memerah menahan tawa
“cuka’ ” ulang ku lagi dengan polos.
“whahahahaha...whahaha...” tawa abang kahirnya meledak
Aku bingung!
“mau buat tape ato mau ngeracunin orang kamu dek,yang bener itu di kasih Ragi bukan cuka’ ” ujar abang masih di iringi sisa-sisa tawa nya.
“hehehe... ya gini ini kalau nggak kenal dapur bang” aku terkekeh.
“ya ya ya” gumam abang dengan nada mengejek.
    Sungguh aku menahan malu hari ini,tapi entah mengapa tentram sekali saat melihat mas bisa tertawa seperti tadi.
                                                        .........@b@ng..........
    Aku ingin menghabiskan sore ini di gubuk sawah belakang asrama,aku begitu menyukai suasana yang tenang dan rindang bersama teman se-angkatan ku Hilwa.
“van.. aku boleh naya’ sesuatu?” tanya hilwa sok serius yang sudah di samping ku
“boleh,silahkan...”
“kamu itu pacaran ya sama abangmu?”
“apa wa?” sengaja aku menyuruh hilwa mengulangi pertanyaan nya tadi
“hmm...salah ya van?” hilwa tampak ragu
“nggak, cuma aku shock aja denger kamu tanya gitu ke aku,uda jelas-jelas aku manggil dia ‘abang’ kog masih di tuduh pacaran sih wa!” ujar ku cemberut
“namanya juga nanya’ van, kadang aku sering nggak ngerti sama sikap abang mu terhadap kamu van, yach.. maklumlah aku ragu karna dia kan di sekolah terkenal di gila’in plus sering mainin cewek. Jadi aku takut kamu jadi korban selanjutnya,tapi sikap dia ke kamu itu beda seperti dia nyikapi mantan-mantan nya dulu,apa karna kamu itu susah di raih aku nggak tau jelas”
hilwa menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya.
“tapi terkadang aku yakin dia itu bener-bener sayang sama kamu,karna semua hal yang kamu perintah ke dia,abang mu nurut dan malah kadang melakukan lebih dari yang kau mau”
hilwa menyelesaikan kalimatnya.
“itulah yang membuat ku bingung wa,sikap nya selama ini begitu membuat ku dilema” jujur ku
“maksud mu kau juga punya perasaan sama abang mu van?”
Aku terdiam sejenak,entah mengapa aku mengangguk meng-iyakan pertanyaan hilwa barusan.
“sedikit” ujar ku kemudian sambil tersenyum simpul.
“aku ngeri kalau liat abang mu berkelahi sama evan,kog sering banget keluar-masuk BP”
“itu juga gara-gara aku wa”
“gara-gara kamu gimana?” hilwa tampak baru mengerti
“ceritanya panjang wa,di sini memang aku yang salah mengambil keputusan uda tau aku nggak mau pacaran dulu eh kok bisa-bisa nya nerima evan,dan bodohnya aku menuruti saran dua sahabat ku yang gila itu!, setiap kali aku liat abang cemburu entah mengapa aku semakin menyukai nya,tapi aku selalu saja egois tak memikirkan gimana perasaan abang. Padahal... aku sama evan sebenernya nggak ada hati sama sekali wa”
“apa?,tindakan bodoh!”
“yach.. begitulah wa,aku semakin bodoh lagi jika harus memikirkan semua ini”
Hilwa terdiam,ia berusaha memutar otak nya mencari solusi buat vanya.
“maaf van sebelumnya,tapi menurut ku lebih baik kau sendiri aja dari pada buang-buang waktu bersama evan seperti ini,dan itu bukan berarti kau juga harus ninggalin abang mu,lebih baiknya kau uji dulu perasaan nya diam-diam biar bukan hanya mata kamu yang bisa nilai kesungguhan perasaan abang tapi juga hati kamu” (nah akhirnya keluar juga kata-kata bijak hilwa)
“hmmm...,gitu ya wa?”
Hilwa mengangguk mantab.
Setelah tiga hari vanya mendapatkan solusi dari hilwa,ia fikir tak ada salah nya jika ia bertindak seperti itu,tapi apa ia vanya akan menguji abang? Bukankah seminggu lagi adalah hari perpisahan untuk semua anak kelas akhir?, entah mengapa keinginan menggebu untuk tidak menjamah percintaan terlebih dahulu,kini vanya malah dalam posisi yang terjepit antara perasaan dan keadaan. Sungguh ia malas sekali berbicara tentang ini, mengingat dua bulan yang lalu ia terlibat masalah besar yang entah dari mana sumber nya tiba-tiba saja ia terbawa arus deras.
                Ia di tuduh bermain api bersama ketiga cowok yang sama sekali tak pernah ia hubungi,yang vanya tau saat itu ia di tarik,di dorong bahkan ada kekerasan singkat yang menyakiti fisik nya, semua itu mereka bilang vanya lah penyebab utama dalam kasus ini,parah nya yang melakukan semua ini adalah segerombolan teman cewek se-angkatan nya!
Dan mereka hanya mengandalkan bukti beberapa surat yang konon vanya kirim untuk ketiga cowok misterius itu dan jelas itu bukan tulisan tangan vanya.
“itu bukan tulisan ku,jangan menuduh sembarangan!” protes vanya saat itu yang sudah tak berdaya meski ia mencoba sedikit berontak.
“hallah bacot, Mana ada maling ngaku penjara penuh!,jelas-jelas ini ada tanda tangan mu!”
“yang bodoh itu kalian apa aku sih!,jelas aku nggak tau perkara ini,najis aku ganggu cowok kalian!” perkataan pedas vanya tak juga mampu menyadarkan mereka saat itu,yang ada mereka semakin murka padanya.
    Sampai akhirnya vanya berhasil lolos setelah di sekap lebih dari setengah jam, itu pun berkat pertolongan abang yang juga murka terhadap segerombolan cewek yang nyakitin vanya. Saat itu vanya merasakan debaran aneh pada abang yang mati-matian membela nya, sakit memar di tubuhnya serasa tak ngilu saat melihat abang yang berhasil melindungi dirinya.
‘thank’s bang...’ ucapnya dalam hati seraya terisak
Beberapa saat kemudian vanya tersadar akan kedua sahabatnya yang tadi jalan bersama,mengapa mereka tinggalkan vanya saat sahabatnya terancam dalam kandang singa,mengapa mereka tak berusaha membela sahabat nya meski hasilnya akan sia-sia,kedatangan abang yang sama sekali tak terlintas dalam harap untuk menyelamatkan nya malah maju pada barisan terdepan. Ada sesuatu yang tercium busuk pada persahabatan nya kali ini,entah apa yang memacu bau busuk itu menusuk pengindraan vanya,yang jelas ada yang nggak beres!
Setelah kejadian itu vanya menemui abang di depan lab,ada yang mengganjal yang ingin ia sampaikan.
“bang... “
“ya dek,ada apa?” ujarnya ramah,tatapan nya tak lepas dari memar di tubuh dan pelipis vanya.
“makasih,abang tau dari siapa soal tadi?” vanya berusaha datar
“indra yang lapor,dia lihat kamu di sekap di kelas kosong,sebenernya abang tau semua ini sudah jauh-jauh hari,hanya saja abang diam jika mereka tidak menyakiti mu, tapi nyatanya mereka malah memilih berhadapan dengan ku”
“jadi ini salah satu penyebab abang sering berkelahi dengan cowok-cowok itu?”
Abang mengangguk.
“terang saja abang seperti ini karna abang ingin benar-benar melindungi mu,meski waktu bersama adek sudah tak lama lagi” abang tampak sedih
Vanya juga terlihat sedih menyadari waktu esok yang akan berpisah.
“bang......” seru nya lembut berusaha menelan kembali air matanya
“abang sayang kamu dek meski kamu nggak bisa balas perasaan abang,abang mau pertahanin perasaan ini semampu abang,aku janji akan berusaha untuk setia dengan apa yang abang rasakan saat ini” sebutir air mata ketulusan jatuh tak mampu abang bendung,ini manusiawi,tapi tak wajar jika seseorang laki-laki itu menangis,separah itu sesak yang mencambuk hatinya.
Vanya yang tadi nya menelan air matanya kembali tapi kini sudah tampak kembali berlinang,ingin sekali dia mengatakan bahwa dia juga menyayangi abang tapi bibir nya beku ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun!
“biar pun seperti ini abang bangga bisa mengenal mu,pertemuan yang singkat namun mampu memberi perasaan yang mendalam di hati abang,dek.... aku sadar selama ini bersikap berlebihan terhadap mu tapi aku juga tak bisa membatasi sikap ku,aku tersiksa untuk melarang rasa sayang ini,maafkan aku!” abang menyelesaikan kalimatnya.
     Ia  berlalu meninggalkan vanya yang masih beku di tempatnya,vanya meraih secarik kertas ia menulis sesuatu untuk abang.
Abang Q tersayang....
    Jika memang abang menyayangi ku,aku ingin di detik-detik terakhir nanti aku bisa melihat abang akur sama evan,adek nggak pengen kalian masih musuhan seperti ini,sekalipun evan menyakiti ku tapi tak ada salahnya kan kalau di akhiri dengan berdamai?
*permintaan sederhana
    Vanya :)

    Ia melipat nya dan segera menitipkan pesan singkat itu pada indra yang kebetulan lewat di depan lab.
                                                   .........@b@ng..........
        Pagi yang berkabut menyelimuti suasana prosesi acara perpisahan,ada kebahagiaan, haru dan duka di sana, kebahagiaan yang akhirnya mencetak hasil kelulusan bersama dan kesedihan akan lonceng perpisahan yang akan segera berbunyi.
Beruntung mereka yang bisa melanjutkan dan satu sekolah atau bahkan satu kelas dengan teman lama, tapi bagi vanya semua sudah berakhir akan tiba saat nya ia membuka lembaran baru tanpa abang,tanpa pelindung dan kasih sayang abang yang selama ini menjaganya,ia akan benar-benar melewatinya sendiri,tak ada abang,tak ada tempat berteduh rindang hatinya nanti!
Vanya menghela nafas panjang,sepasang bola matanya sedari tadi berlarian mencari sesosok abang,dimana abang? Di saat hari terakhir seperti ini ia tak menemukan sesosok abang dari tadi,abang yang ingin di pandangnya dengan puas serta melewatkan moment ini bersama-sama agar lebih indah dan tak menyesal di kemudian hari, akan tetapi ia benar-benar tak menemukan sesosoknya,hatinya pilu akan tetapi siapa yang peduli keadaan nya dalam keramaian seperti ini.
    Prosesi sudah berlangsung dua jam yang lalu,kurang 4 jam lagi semua akan usai,tapi ada titik cerah, abang terlihat berlari kecil dari kejauhan,ada yang di gandengnya... siapa itu? Sepertinya tak asing dimata vanya. Vanya terbelalak kaget sungguh ia hampir menjatuhkan botol air mineral di tangan nya melihat siapa dua sesosok yang sedang bersenda gurau itu.. abang dan evan!
‘alhamdulillah ya allah.... akhirnya aku bisa meng-akhiri hari ini dengan perdamaian,dan terima kasih abang... kau memang sesuatu yang hebat dan mengagumkan di mata ku!’ rasa bahagia menyucur deras di hati vanya tak henti-hentinya ia berdecak kalimat syukur. Setelah sekian lama nya vanya letih mendengar perkelahian antara abang dan evan setiap hari, hingga terdaftar siswa yang bermasalah di sekolah kini terbayar sudah,embun membasahi hati nya yang gersang selama ini.
“hallo tuan putri” sapa serempak evan dan abang saat melewati barisan vanya
“haii..” hanya sepotong kalimat itu yang mampu meluncur di bibir mungil vanya, ia benar-benar merindukan saat-saat seperti ini.
Mata vanya berbinar,sungguh kebahagiaan yang mendekap nya.
“vanya duduk di sebelah mana?” samar-samar terdengar suara itu dari barisan belakang
“tuh depan laila” jawab suara yang menyahutnya
    Tak lama pemilik suara samar tadi menunjukkan sosok nya,segerombolan cewek yang menyakiti nya beberapa hari lalu. Vanya sempet terkejut tapi hanya tiga detik setelah itu sekitar 5 cewek yang berdiri di depan nya itu menangis dan memohon maaf.
“sekarang kita tau siapa yang salah dan ini bukan perbuatan mu van... maafin kami ya”
Dada vanya sesak antara bahagia dan binggung tiba-tiba saja mereka sadar dan membuktikan sendiri kebenaran masalah itu,padahal vanya sudah memaafkan mereka dan sudah tak peduli dengan masalah ini,tanpa vanya sadari dari kejauhan abang memperhatikan 5 cewek itu dan vanya, semua ini tak lepas dari penyelesaian abang untuk menyelediki kebenaran masalah ini agar vanya tak selamanya menjadi tertuduh,inilah abang... yang selalu memberi yang terbaik buat vanya,di depan vanya bahkan di belakang vanya sekalipun,ia sepertinya tidak main-main menyayangi cewek ini hanya saja waktu yang masih berkisah mengukir sejarah cinta nya.
“kita uda tau siapa yang ada di balik semua ini van...,ternyata emang kamu nggak tau apa-apa tapi yang tau semua ini adalah nova dan hilwa”
“hah?” vanya terkejut kesekian kalinya,yang ini bener-bener ultimatum.
“kalian tau dari mana?,tolong jangan asal menuduh lagi!” vanya berusaha membela kedua sahabatnya
“semua bukti sudah jelas van bahkan ada yang mau bersaksi,dan memang awalnya semua ini cowok kami yang salah,mereka memang mengagumi mu dan berusaha mengunggkapkan nya lewat surat tanpa sepengetahuan kami tapi dengan sepengetahuan dua sahabat mu, kejam nya merekalah yang selama ini membalas surat-surat yang cowok kami titip kan untuk mu pada mereka,kejamnya lagi mereka membohongi kami semua dan mengatas namakan kamu di surat-surat itu.”salah satu mereka mencoba menjelaskan.
“cukup!,kalian jangan mengarang cerita,aku memang memaafkan kalian tapi jangan dua sahabat ku yang jadi kambing hitamnya!”
“aku yakin kamu sulit mempercayai ini van tapi coba kau teliti tulisan siapa ini” finka menyodorkan selembar surat yang waktu lalu pernah di buatnya sebagai bukti,aku meraihnya perlahan sungguh betapa aku mengenali tulisan siapa yng tergores di kertas itu,hilwa! Yach..ini tulisan hilwa yang begitu rapih. Tak terasa air mata vanya mengalir,vanya merasakan begitu sakitnya duri menusuk ulu hati nya,sahabat ? apa ini namanya sahabat?
‘Apa ini maksud mereka bahwa aku telah merebut ke populeran mereka di sekolah?,apa bangga nya seperti ini...,populer bukan karna prestasi tapi malah karna fisik!
Sebenernya mereka tak pantas iri padaku,karna apa yang aku miliki masih jauh tak bisa menandingi kesempurnaan mereka dan aku tak ada niat menjatuhkan mereka atau bahkan menggesernya,tapi yang tak habis fikir mengapa mereka berbuat sedemikian tersusun rapi hingga melibatkan dan mengecoh banyak teman seperti ini,canggih!’
“sekarang kamu percaya kan van?, bukan kami yang mengarang cerita tapi semua ini sudah ada yang mengatur cerita”
“sudahlah tak-apa aku memaafkan kalian semua begitu juga kedua sahabat ku” ujar ku tulus seraya menahan perih yang menyucur di hati.
Semua berakhir dengan pelukan maaf ,terasa teramat sempurna akhir ini,dan banyak mengundang tangis haru vanya.
‘bang.... aku pasti akan selalu merindukan mu’ bathin ku saat sedan metalik menjemput ku,aku sempatkan menoleh ke arah abang yang berdiri sedikit jauh dari ku,aku bisa merasakan betapa sesak nya dia melepas ku,meski berulang kali ia berusaha menyembunyikan tetes air matanya tapi aku masih bisa melihat sisa-sisa tengisan hatinya di sana,aku menggenggam erat gelang yang sempat abang berikan tadi,hingga aku juga tak kuasa terisak hebat saat ku lihat ia bersimpuh di tempatnya dan aku tak bisa mendekapnya aku yang bodoh ini hanya bisa menyaksikan abang dan teman-teman ku yang lain dari balik kaca mobil.
‘aku janji bang...,aku takkan mengecewakan mu, sampai kapan pun aku akan menyayangi mu,sekalipun rasa sayang itu nantinya terlarang tapi aku berusaha jadi yang terbaik di sana’ yach batin ku masih berdecak pilu.
    Badai yang bergemuruh pun tak sanggup menandingi gemuruhnya hati ku dan abang,inikah cinta bang? Cinta yang tak ingin ku mengenalnya tapi justru ia mengikat hati ku sedemikian hebat. Tapi terima kasih bang.. atas akhir yang indah berkat perjuangan mu,dan ku berharap ini bukan akhir dari segala-galanya.
    Ke empat roda telah membawa ku jauh hingga abang dan teman-teman ku tak terlihat lagi.

Selasa, 03 Januari 2012

“PART End”


 ‘aku ingin bertemu kenangan ku’ gumam ku dalam hati,saat aku menerima tawaran untuk praktik mengajar di salah satu lembaga yang tak jauh dari sekolah tamatan SMP ku dulu. Meski selang dua dusun dari tempat ku praktik nanti,itu tak menjadi penghalang ku menemui kenangan bersama abang di sana.
Hanya kenangan!
Yach...hanya ingin menikmati saat-saat indah dulu,saat aku terlambat mengakui perasaan ku pada abang. Seandainya tuhan memberiku kesempatan sekali lagi,tentu yang ingin ku minta adalah melihat senyum abang yang indah seperti dulu...,saat ia tau ada sedikit harapan untuk mengejar cinta ku. Sepertinya aku sudah mulai terisak,aku tak kuat membendung rasa rindu dan haru ku mengenangnya.
‘nova’ aku menyebutnya lirih.
Aku tau kisah ku tak luput dari peran dan jasa nova,seandainya ia masih ada di sampingku mungkin detik ini ia akan mati-matian mendukung ku,ah.. aku jadi merindukannya.L
Hmm.. perlahan aku menyeka air mata ku,aku duduk di depan cermin sambil mengejek sisa-sisa air mata kerapuhan ku. Perlahan ak sedikit merapikan dandanan ku yang sudah mulai acak-acakan,aku harus tampil rapi karna hari ini dalah hari pertama ku menginjakkan kaki di dusun ‘sekar wangi’.
“kamu mau berangkat jam berapa van?” tanya mama yang tiba-tiba muncul dari balik tirai kerang kamar ku.
“sudah siap ma” jawab ku pendek.
Tapi sebelum mama berlalu dan meminta tante yasmin untuk mengantar ku,mama sempat menanyakan mata sembab ku ini.
‘kamu habis nangis van?’
‘oh.. ini,semaleman kelamaan tidur ma’ jawab ku bohong.
            Aku tak mau mam mengerti apa yang sedang mengganggu fikiran ku dari semalam.
‘maafin aku ma...’gumam ku dalam hati.

        .........@b@ng..........
            Pagi-pagi seperti ini pemandangan alam yang masih begitu asri menyejukkan mata ku yang sudah bosan melihat gedung-gedung menjulang tinggi.
“udaranya masih bersih ya van”. Tante yamin berkomentar.
“makanya vanya milih tempat ini tante,vanya bosen di kota terus,di sini pendidikan masih primitif,masih jarang terjamah teknologi canggih semacam komputer,oleh karna itu vanya pengen cari pengalaman di tempat ini”. Ujar ku tanpa menyebut keinginan yang lain,termasuk bertemu kenangan ku!
            Tante yasmin hanya manggut-manggut sambil merendahkan laju kecepatan mobilnya yang sudah menyusuri area perkebunan warga. Aku melempar pandangan ku ke luar kaca mobil,menikamti udara yang masih tak berpolusi ini sepuas ku. Beberapa menit kemudian mobil tante yasmin berhenti di depan gedung yang tidak begitu tua,lengkap tatanan taman mungil yang manis. Kami turun menyusuri gerbang unik yang terbuat dari bambu-bambu kecil yang sudah di cat warna-warni.
            Saat kami berjalan menyusuri koridor tiba-tiba bocah kecil membenturku,lengkap dengan seragam yang masih tak berdasi,sepertinya dia melupakan dasi nya! Hihihi..
 “maaf bu.. maaf ya,lihat dasi ku yang jatuh nggak?” tanya nya dengan logat yang lagi-lagi anak ini mengundang tawa kecil ku begitu juga tante.
Aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepala sambil menahan tawa aku melihat ekspresi binggung dan cemberutnya yang lucu sekali.J

            Kami pun melanjutkan langkah kami menuju kantor,sesampainya di sana nampak sudah banyak guru di sana yang siap menjalankan tugasnya masing-masing. Tapi tunggu sebentar....,sepertinya aku mengenali wajah seseorang yang duduk di pojok dekat jendela,yang asik mengunyah sarapan nya dengan sepotong roti dan selembar keju.
“Tari!” jerit ku rendah,saat aku telah berhasil mengenali wajahnya.
Yang bersangkutan menoleh dan terbelalak saat melihat ku disini.
“vanya” ia juga menjerit rendah. Buru-buru ia meninggalkan sepotong rotinya di meja,ia menghampiri ku dengan girang.
“kamu tugas di sini?” tanya tari saat mengetahui aku masih di jenjang semester 7.
“iya,hanya untuk beberapa minggu saja”.
di sela-sela kami asik mengobrol,bu Ananta selaku kepsek menghampiri ku lengkap dengan berkas-berkas wajib ku yang di bawanya.
“ini van berkas mu, hari ini kamu masuk di kelas 1b dulu, kebetulan bulan ini wali kelas nya cuti, selamat mengajar ya” Ujarnya dengan ramah seraya menyerahkan berkas-berkas itu beralih ke tangan ku. Dengan santun aku menerima satu buku paket bahasa inggris,absen dan daftar hadir guru.
            Tak terasa jam sudah menunjuk ke angka 7 kurang 5 menit,tante pamit pulang dan aku pamit undur diri pada tari untuk memasuki kelas tugas ku hari ini.
“tar..,aku tugas dulu ya..,nanti kita ngobrol sepuasnya” ujar ku
“siiip” tari mengedipkan sebelah matanya. Tawa kecil kami pun berderai.
        .........@b@ng..........
            Aku berusaha mencintai dunia anak-anak mulai hari ini,dengan begitu akan lebih mengasikkan saat berinteraksi bersama mereka dan aku menyukai profesi ku seperti ini.
“selamat pagi adek-adek” sapa ku renyah.
Tapi yang di sapa malah pada bengong!
“loh,kenapa nggak di jawab sapaan saya tadi?” tanya ku heran.
“kalau ibu guru panggil kami adek-adek,lalu kami akan menjawab sapaan ibu dengan sebutan apa?” celetuk salah satu mereka.
‘hehehe..’ aku baru menyadari hal kecil ini yang pantas saja membuat mereka bengong. Bener juga nih anak, masa’ mereka bakalan jawab sapaan ku manggil mbak-mbak,kan aneh kedengerannya J
“pernyataan yang bagus!,siapa nama mu sayang?” aku menghampiri bocah yang menggemaskan itu. Dengan penuh percaya diri dia menjawab:
“Dimas Anggara”
Aku tersenyum melihat keberaniannya berinteraksi dengan orang asing sepert ku.
‘sepertinya aku juga pernah melihat bocah ini,tapi dimana ya?’ gumam ku dalam hati.
“oh ya bu,lihat dasi ku nggak? ,soalnya aku yakin jatuh di tempat ibu berdiri di koridor tadi” tanya nya lagi,memancingku hingga aku menyadari nya.
‘inikan bocah tadi...’
Astaga!
“nggak sayang... ibu tidak melihatnya,mungkin saja kamu lupa bawa dasi”.
Dia terdiam,aku memperhatikan bola matanya... aneh,kenapa hati ku berdesir saat melihat tatapan dua bola mata bocah ini. Buru-buru aku teringat tugas ku di kelas ini,aku bangkit dan kembali ke meja guru.
“baiklah ank-anak,saya di sini hanya bertugas menggantikan wali kelas kalian untuk beberapa minggu ke depan,saya harap kalian bisa menerima kehadiran ibu di sini”.
“oh ya,perkenalkan nama ibu Vanya Anastasia
“lalu panggilannya apa bu?”
Aku terdiam sejenak.
“panggil saja dengan sebutan bu Asta” aku tersenyum,sengaja aku mengambil penggalan nama belakang ku untuk memulai lembaran ini.
“bu asta!,namanya lucu” puji gadis berkepang kuda.
Aku semakin bersemangat untuk lebih dekat dengan mereka.
            Waktu terus mengalir hingga akhirnya bel istirahat berteriak lantang. Aku mengakhiri aktifitas mengajar ku,anak-anak segera menghambur keluar kelas.
Aku masih enggan menuju kantor,aku memutuskan untuk duduk di kantin yang tidak jauh dari lapangan. Secangkir capuccino hangat menemani ku bersantai,entah kenapa aku merasakan banyak yang memperhatikan ku disni, apa karna guru-guru di sekolah ini tidak pernah bersantai di kantin,atau aapa aku masih asing di mata mereka?
Ah sudahlah biarkan saja,aku hanya melempar senyum pada setiap pasang mata memperhatikan ku. J
        .........@b@ng..........
            Bel masuk berteriak nyaring lima menit yang lalu,tapi ada segerombolan siswa yang masih belum memasuki kelas,ada yang mencurigakan akan segerombolan di pojok lapangan dekat kelas 1b,aku semakin penasaran saat bocah-bocah itu memekik dan ada yang histeris,aku ingin menjawab rasa penasaran ku,aku memutuskan menghampiri mereka.
Dan aku tersentak melihat darah yang masih segar mengalir dari pelipis bocah itu,aku segera bersimpuh di depannya.
“kamu kenapa nak?” tanya ku seraya memeluk pundak bocah kecil itu.
Bocah kecil itu masih tertunduk,ia enggan mendongkakkan wajahnya dalam kerumunan seperti ini.
Aku menatap satu persatu wajah-wajah bocah sebayanya yang saat ini bergerombol menatap ku,aku mencoba mencari jawaban tapi mereka juga enggan angkat bicara.
Aku tak sabar lagi,perlahan ku angkat dagu itu menghadap ku,dan...
“astaga dimas!” aku terpekik setelah tau yang terluka itu adalah anak didik ku beberapa jam yang lalu.
Lekas aku membopongnya ke kantor,ku minta asri teman sekelasnya menemani dimas. aku sigap melakukan pertolongan pertama semampuku,setelah darahnya sedikit teratasi dan tidak lagi merembes ke perban bagian luar, aku memintanya untuk beristirahat dan memejamkan mata agar syaraf-syaraf yang tegang sedikit tenang.
“asri kemarilah” ujar ku lembut seraya menjauh dari sofa dimana dimas terbaring.
“ceritkan sama ibu apa yang sebenarnya terjadi?”
Dengan taku-takut asri melirik ku,ia menghela nafas yang terasa berat sebelum menjawab pertanyaan ku tadi.
“dimas berkelahi bu” jawabnya pendek.
“dengan siapa nak?”
“dengan anak sekolah sebelah,dimas di musuhi karna dia pintar”
Aku terdiam. Aku memang belum mengenal bocah itu lama,tapi aku sudah bisa merasakan auranya yang begitu kuat dengan bathin ku,entah kenapa..