Welcome in my Blog

Semoga ini menjadi wadah untuk menuangkan isi hati,fikiran dan apa yang sudah kita ketahui

cerpen Part 1

    Tulisan ini ku persembahkan untuk seseorang yang pernah membuat ku berarti..., Seseorang yang sudah berkorban banyak untuk ku dan tak pernah mengenal lelah mengejar ku, hingga ia berhenti karna garis takdir tak selaras dengan misi yang ia inginkan.Teruntuk abang ku yang begitu menyayangi ku,yang selama ini menganggap ku lebih dari adik kandung nya.
        Terima kasih abang....., inilah bentuk kata syukur ku bisa mengenal mu,meski hanya sebentar namun semoga semua kenangan tak akan pernah pudar dalam hati kita yang selalu bersatu meski kau nan jauh di sana.  Sekali lagi terima kasih abang... kau membuat ku selalu meneteskan air mata saat aku harus tersiksa karna merindukan mu,dan hadir mu itu hanyalah mimpi pagi ku.

 “Menunggu Pagi”
“Dek...aku minta waktu mu sebentar” pinta abang berdiri di sebelah ku,aku masih sibuk menata tumpukan buku di bangku.
“Sebentar bang...,hari ini aku ada tugas menghadap bu emilia, aku kan belum cap tiga jari” tolak ku lembut.
“baiklah kalau begitu abang tunggu kamu di depan lab saja” putus abang,aku mengangguk meng-iyakan sebelum abang berlalu.
            Setelah berkas-berkas kelulusan ku sudah selesai,baru aku bergegas ke depan lab,aku melihat abang masih menunggu ku dengan sabar di sana.
“ada apa bang?” tanya ku saat aku sudah duduk mendampingi nya.
“dek...,kau akan melanjutkan kemana setelah ini?”
Aku menatap abang raut mukanya berubah sedih.
“tak taulah bang.. yang jelas aku ingin sampai sarjana,setelah itu aku ingin mandiri kepingin kerja!” jawab ku mantab.
            Sikap abang terasa begitu tenang hari ini,entah mengapa aku menangkap kesedihan yang mendalam pada dirinya.
“aku punya satu permintaan pada mu dek,apa kau mau melakukannya untuk ku?”
“hmm...,permintaan apa itu bang?” aku balik tanya.
Sebenarnya hati ku bergemuruh tapi aku ingin menutupinya,aku tak ingin abang tau akan hal ini.
“sebelumnya maafin abang dek, mungkin selama ini abang punya banyak salah pada mu,maafin abang yang begitu lancang masuk dalam kehidupan adek dan selama ini selalu mengatur mu harus bergaul dengan siapa,bahkan sampai meminta mu terus memakai alat bantu mu itu agar kau dapat melihat dengan sempurna,tapi itu demi kebaikan adek walaupun itu yang membuat adek malu”
      Abang mendesah panjang  sebelum melanjutkan kalimatnya.
Aku merasa dua kelopak mata ku meng-hangat,tiba-tiba saja tubuh ku beku,kemudian abang melanjutkan kalimatnya..
“abang memang belum menunaikan keinginan abang sepenuhnya,tapi abang bahagia bisa mengenal mu,bisa melindungi mu selama ini,abang juga bersyukur hari-hari abang selama ini terhiasi senyum mu,meski hati adek belum bisa aku miliki,abang minta adek tidak melupakan abang sekalipun abang sudah berlalu dari kehidupan adek,jaga diri baik-baik ya dek!”
            Aku mengangguk perlahan bersama tetesan lembut air mata ku,dan saat itu aku menangis!
Yeach.. pertama kalinya aku menangis di depan abang,abang yang aku sayangi,yang selalu perhatian dan diam-diam tanpa abang tau bahwa aku memendam perasaan cinta padanya,Keputusan ku untuk memendamnya hanya aku tak ingin kehilangan abang sampai kapan pun.
“dek....” panggil abang membuyarkan lamunan ku.
“ya bang...” jawab ku di sela air mata yang masih menetes.
“abang sayang banget sama kamu dek,abang nggak mau air mata adek menutupi senyum manis yang selama ini abang puja”
Aku terhenyak, aku bisa melihat bias ketulusannya di mata abang. Ia tak pernah lelah menyayangi ku meski abang tak punya ikatan darah sama sekali dengan ku.
            Ingin sekali aku menghambur ke pelukan abang,seandainya bisa aku menikmati debar jantung dan hembusan nafas nya,tapi sayang..itu hanya perandaian ku. Aku hanya bisa memandang abang yach... menyimpan seluruh pesona abang dalam ingatan dan hatiku,seperti permintaan abang tadi.
.........@b@ng..........
            Hari ini sekolah menginformasikan bahwa anak kelas akhir agar berkumpul di aula untuk acara perpisahan dengan guru dan tasyakuran. Semua penghuni kelas akhir bersorak gembira,hanya beberapa yang terlihat sedih,termasuk aku.
Sejak abang menemui ku dua hari yang lalu,aku semakin gelisah dan ragu.  Ingin sekali rasanya abang tau sebenarnya perasaan ini bahwa perasaan abang tidak bertepuk sebelah tangan.tapi aku fikir ini tidak adil bagi abang,aku tak mau abang tersiksa dan selalu memikirkan ku setelah tau bahwa aku mencintainya, sedangkan perpisahan sudah di depan mata. Tapi aku juga merasa teramat berdosa karna hingga detik ini abang nggak tau perasaan ku yang sebenarnya.
‘Plok’
Sebuah remasan kertas jatuh tepat di kepala ku. Aku memekik,aku bergegas melirik ke arah sebelah kanan ku,ada nova di sana sedang cekikian yang berhasil menjalankan misinya.
Aku buang muka, tapi ia malah melempar sebuah kerikil ke arah ku.
‘Aw...” sedu ku saat kerikil itu kembali sukses mendarat di kepala ku,kali ini benar-benar sakit karna medianya adalah ank batu!
            Aku melotot ke arah nova yang kembali cekikian,maksud dia apa sih!
“apa?” tanya ku tanpa bersuara.
Nova memberi intruksi agar aku membuka kertas yang di lemparnya tadi. Aku memungut kertas itu dan perlahan menghamparnya,ada tulisan nova yang jelek di situ. Hehehe
‘van... kau yakin nggak mau ngaku perasaan mu itu ke abang mu?,jujur aku binggung siapa sebenarnya yang ada di hati mu van?’
Aku tersentak menyelesaikan kalimat yang di tulis nova.
Sahabat ku saja binggung,apalagi abang?
Aku mendesah panjang............,perlahan aku menggoreskan tinta di kertas kiriman nova.
‘aku nggak mau kehilangan abang hanya gara-gara perasaan nggak penting ini! Jelas?’
Aku kembali meremas kertas itu dan melemparnya,tapi aku lebih sopan dari pada nova. 15 detik kemudian kertas kumal itu kembali kepada ku.
‘Bodoh! Bodoh! Bodoh!, kau kira kesempatan itu bakalan datang lagi hah?, kamu nggak adil van,membiarkan abang mu nggak tau tentang perasaan mu ke dy,sedangkan kau tau perasaan abang mu dan kau selalu menikmati belai kasih-sayang nya!’
            Kali ini coretan nova membuatku mematung lama,dia berhasil menjamah kesadaran ku, saat ini aku di antara binggung dan nggak ngerti harus berbuat apa.
‘va... bagaimana jika abang ngajak pacaran? Sedangkan aku masih punya sejuta mimpi yang belum aku kejar,aku nggak mau pisah sama abang gara-gara teori cinta anak muda itu pacara-putus!’
‘sekarang kau jawab jujur! Kenapa kau mau nyakitin abang mu dengan nerima hati evan? Kau masih nggak luluh melihat abang nangis gara-gara kau lebih memilih evan,Kapan kau balas kebaikan abang mu?,jika di hitung dalam bidang persen berapa buat abang mu dan brp buat evan?’
‘Novaaaaaaa...... ‘ teriak ku dalam hati,kenapa saat yang genting seperti ini dia terus memojokkan ku!.
Tapi aku ngerasa saran nova ada benarnya...hmmm...,
‘Evan= 10 %               Abang=5 %  i think enough J
            Nova melotot membacanya,bikin perut ku geli,andai kepsek nggak pas sambutan,pasti aku bakalan ketawa kenceng.hehehe....
Setelah acara bubar, nova buru-buru menjajari langkah ku dan.....
‘Bletak!’ “miss Gengsi!”nova memukul kepala ku ringan tapi tetap saja ini kepala bukan kelapa!
“Novaaaaa....apa’an sih!” kali ini aku beneran teriak pas di daun telinga nova. Biar saja dia melotot yang penting aku puas! Haha
“rese’!...rese’! ini telinga van bukan corongan masjid” jeritnya.
“huehehe”

.........@b@ng..........
                        Meski acara sudah bubar tapi anak-anak masih setia berkeliaran di gedung sekolah,Cuma yang rajin aja yang langsung pulang.
“Van...di cari nova tuh depan lab bahasa!” ujar tari menyampaikan pesan nova.
“ngapain lagi tuh anak” gumam ku.
            Butuh 3 menit akhirnya aku sampai di depan lab bahasa di lantai atas.
“aku punya kejutan buat kamu” ujar nova sambil jingkrak-jingkrak memeluk ku.
“kesambet dimana sih” ujar ku parno.
“uda nggak usah ngajak berantem,mending kau lihat siapa di lantai bawah”.
Nova mendorong ku merapat ke pagar lantai atas,spontan aku terkejut setengah menjerit melihat abang sedang membaca kertas percakapan kami tadi.
‘Oh God!’ tubuh ku mendadak lemas yach.. aliran darah ku seakan terhenti dan aku menjatuhkan tubuh ku tanpa berkata apa-apa.
“van...,kamu nggak apa-apa kan?” nova panik melihat aku pucat.
            Aku tak menjawab,nova bangkit dan kembali berbincang-bincang dengan abang yang ada di lantai bawah. Selang 10 menit akhirnya kondisi ku sedikit membaik,nova mati-matian meminta maaf pada ku,aku hanya menyambutnya dengan senyum hambar. Gurat rasa bersalah nova terasa,kelopak matanya sudah berwarna jingga biasanya dia selalu begitu kalau sedang panik. Jelas dia begitu,dia berani membuat ku hampir pingsan!
“makasih atas kejutannya,aku benar-benar terkejut” ujar ku tanpa ekspresi.
“van..aku benar-benar minta maaf,tapi aku nggak tega lihat abang mu seperti itu,toh kamu kenapa harus membohongi diri sendiri”
“kamu nggak akan ngerti apa maksud aku seperti ini nov!, karna kau memang bukan di posisi ku”
‘hah?’ nova terperangah mendengar kata-kata ku yang masih merasa tak berdosa.
“Nov....nova” teriak seseorang dari lantai bawah, aku kenal suara itu,itu abang!
            Nova bangkit lagi,percakapan kecil terjadi antara abang dan nova. Tak dapat ku pungkiri kalau hati ku berdebar kencang saat abang menyebut nama ku.
‘aku kenapa? Bukankah selama ini aku biasa saja saat abang menyebut nama ku? Tapi kenapa kali ini rasanya beda’ aku mencoba menjamah hati ku sendiri.
Ragu-ragu nova mendekati ku dan....
“abang mu pengen ngomong sama kamu van”
‘Deg!’ lagi-lagi perasaan ku nggak karuan.
“nggak apa-apa kan?” tanya nova memastikan.
Aku mengangguk pasrah,nova membantu ku berdiri dan saat aku menatap ke bawah tentu saja wajah sumringah abang menyambut ku,
Hati ku basah!
“makasih ya dek” teriak abang girang
“buat apa?” seru ku dengan sisa-sisa tenaga yang aku kumpulkan.
“buat semuanya,aku siap nunggu adek sampai kapan pun, yang jelas perasaan abang nggak bakal berubah dek!” seru abang mantap.
Dalam sekejap aku seakan merasakan beningnya embun menetes dalam hati ku yang gersang...,kata-kata abang barusan mampu membuat aku tersenyum. Yach... aku tidak membohongi hati ku,bahwa aku bahagia mendengarnya!
Tapi...,sekali lagi jalan ku masih panjang,dapatkah abang memegang kata-katanya. Aku takut ini hanya perasaan sesaat abang,bukankah abang mantan seorang play-boy?
huft.....,tapi biarlah...saat ini aku hanya ingin merasakan kebahagiaan bersama abang meski sesaat namun takkan terulang.

.........@b@ng..........
           
           Aku menenggelamkan wajah ku dia atas bantal,memori tadi masih saja terputar di otak ku. Mana bisa abang sebahagia itu,sedangkan yang aku tulis di kertas itu hanya 5% untuk abang, apa abang benar-benar serius dengan perkataan nya tadi? sikap abang selama ini memang nyaris tak pernah membuat ku kecewa,tapi mengapa aku masih meragukan nya,Apa aku sudah terpengaruh dengan kata-kata teman-teman ku yang lain bahwa abang itu playboy.
Ah... tapi bukan kah abang sudah banyak berubah?
“van... vanya” izzi membuyarkan lamunan ku.
“kamu zi...,tumben ke sini,ada perlu apa nih?” ujar ku menyambut kedatangan izzi yang tak biasanya menghampiri ku di jam-jam seperti ini.
Izzi adalah sepupu abang, dia benar-benar punya hubungan darah tidak seperti aku yang sebagai adik dalam anggapannya.
“van... aku senang abang menyukai mu,setidaknya perubahan drastis di tunjukkan mulai pertama kali dia mengenalmu, keluarga saja kaget akan sikap abang yang lebih lembut dari biasanya,apalagi sekarang uda rajin sholat jama’ah di musholla” ujar izzi..
‘alhamdulillah’ aku berdecak dalam hati.
            Tapi tentu saja aku tertegun mendengar pertanyaan izzi barusan. Keluarga abang merasakan perubahan anak semata wayang nya itu? Apa yang sudah aku lakukan hingga membuat izzi berterima kasih dan menemui ku larut malam seperti ini. Apa benar abang seperti ini gara-gara aku?
Hati ku bertanya-tanya,semakin tak mengerti akan sesuatu yang tak ku sadari namun dapat merubah perwatakan abang.
            Izzi terus saja bercerita tentang perubahan abang,aku sudah sibuk dengan hati dan fikiran ku yang masih dalam tidak kepercayaan.


5 komentar: