Welcome in my Blog

Semoga ini menjadi wadah untuk menuangkan isi hati,fikiran dan apa yang sudah kita ketahui

Selasa, 03 Januari 2012

“PART End”


 ‘aku ingin bertemu kenangan ku’ gumam ku dalam hati,saat aku menerima tawaran untuk praktik mengajar di salah satu lembaga yang tak jauh dari sekolah tamatan SMP ku dulu. Meski selang dua dusun dari tempat ku praktik nanti,itu tak menjadi penghalang ku menemui kenangan bersama abang di sana.
Hanya kenangan!
Yach...hanya ingin menikmati saat-saat indah dulu,saat aku terlambat mengakui perasaan ku pada abang. Seandainya tuhan memberiku kesempatan sekali lagi,tentu yang ingin ku minta adalah melihat senyum abang yang indah seperti dulu...,saat ia tau ada sedikit harapan untuk mengejar cinta ku. Sepertinya aku sudah mulai terisak,aku tak kuat membendung rasa rindu dan haru ku mengenangnya.
‘nova’ aku menyebutnya lirih.
Aku tau kisah ku tak luput dari peran dan jasa nova,seandainya ia masih ada di sampingku mungkin detik ini ia akan mati-matian mendukung ku,ah.. aku jadi merindukannya.L
Hmm.. perlahan aku menyeka air mata ku,aku duduk di depan cermin sambil mengejek sisa-sisa air mata kerapuhan ku. Perlahan ak sedikit merapikan dandanan ku yang sudah mulai acak-acakan,aku harus tampil rapi karna hari ini dalah hari pertama ku menginjakkan kaki di dusun ‘sekar wangi’.
“kamu mau berangkat jam berapa van?” tanya mama yang tiba-tiba muncul dari balik tirai kerang kamar ku.
“sudah siap ma” jawab ku pendek.
Tapi sebelum mama berlalu dan meminta tante yasmin untuk mengantar ku,mama sempat menanyakan mata sembab ku ini.
‘kamu habis nangis van?’
‘oh.. ini,semaleman kelamaan tidur ma’ jawab ku bohong.
            Aku tak mau mam mengerti apa yang sedang mengganggu fikiran ku dari semalam.
‘maafin aku ma...’gumam ku dalam hati.

        .........@b@ng..........
            Pagi-pagi seperti ini pemandangan alam yang masih begitu asri menyejukkan mata ku yang sudah bosan melihat gedung-gedung menjulang tinggi.
“udaranya masih bersih ya van”. Tante yamin berkomentar.
“makanya vanya milih tempat ini tante,vanya bosen di kota terus,di sini pendidikan masih primitif,masih jarang terjamah teknologi canggih semacam komputer,oleh karna itu vanya pengen cari pengalaman di tempat ini”. Ujar ku tanpa menyebut keinginan yang lain,termasuk bertemu kenangan ku!
            Tante yasmin hanya manggut-manggut sambil merendahkan laju kecepatan mobilnya yang sudah menyusuri area perkebunan warga. Aku melempar pandangan ku ke luar kaca mobil,menikamti udara yang masih tak berpolusi ini sepuas ku. Beberapa menit kemudian mobil tante yasmin berhenti di depan gedung yang tidak begitu tua,lengkap tatanan taman mungil yang manis. Kami turun menyusuri gerbang unik yang terbuat dari bambu-bambu kecil yang sudah di cat warna-warni.
            Saat kami berjalan menyusuri koridor tiba-tiba bocah kecil membenturku,lengkap dengan seragam yang masih tak berdasi,sepertinya dia melupakan dasi nya! Hihihi..
 “maaf bu.. maaf ya,lihat dasi ku yang jatuh nggak?” tanya nya dengan logat yang lagi-lagi anak ini mengundang tawa kecil ku begitu juga tante.
Aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepala sambil menahan tawa aku melihat ekspresi binggung dan cemberutnya yang lucu sekali.J

            Kami pun melanjutkan langkah kami menuju kantor,sesampainya di sana nampak sudah banyak guru di sana yang siap menjalankan tugasnya masing-masing. Tapi tunggu sebentar....,sepertinya aku mengenali wajah seseorang yang duduk di pojok dekat jendela,yang asik mengunyah sarapan nya dengan sepotong roti dan selembar keju.
“Tari!” jerit ku rendah,saat aku telah berhasil mengenali wajahnya.
Yang bersangkutan menoleh dan terbelalak saat melihat ku disini.
“vanya” ia juga menjerit rendah. Buru-buru ia meninggalkan sepotong rotinya di meja,ia menghampiri ku dengan girang.
“kamu tugas di sini?” tanya tari saat mengetahui aku masih di jenjang semester 7.
“iya,hanya untuk beberapa minggu saja”.
di sela-sela kami asik mengobrol,bu Ananta selaku kepsek menghampiri ku lengkap dengan berkas-berkas wajib ku yang di bawanya.
“ini van berkas mu, hari ini kamu masuk di kelas 1b dulu, kebetulan bulan ini wali kelas nya cuti, selamat mengajar ya” Ujarnya dengan ramah seraya menyerahkan berkas-berkas itu beralih ke tangan ku. Dengan santun aku menerima satu buku paket bahasa inggris,absen dan daftar hadir guru.
            Tak terasa jam sudah menunjuk ke angka 7 kurang 5 menit,tante pamit pulang dan aku pamit undur diri pada tari untuk memasuki kelas tugas ku hari ini.
“tar..,aku tugas dulu ya..,nanti kita ngobrol sepuasnya” ujar ku
“siiip” tari mengedipkan sebelah matanya. Tawa kecil kami pun berderai.
        .........@b@ng..........
            Aku berusaha mencintai dunia anak-anak mulai hari ini,dengan begitu akan lebih mengasikkan saat berinteraksi bersama mereka dan aku menyukai profesi ku seperti ini.
“selamat pagi adek-adek” sapa ku renyah.
Tapi yang di sapa malah pada bengong!
“loh,kenapa nggak di jawab sapaan saya tadi?” tanya ku heran.
“kalau ibu guru panggil kami adek-adek,lalu kami akan menjawab sapaan ibu dengan sebutan apa?” celetuk salah satu mereka.
‘hehehe..’ aku baru menyadari hal kecil ini yang pantas saja membuat mereka bengong. Bener juga nih anak, masa’ mereka bakalan jawab sapaan ku manggil mbak-mbak,kan aneh kedengerannya J
“pernyataan yang bagus!,siapa nama mu sayang?” aku menghampiri bocah yang menggemaskan itu. Dengan penuh percaya diri dia menjawab:
“Dimas Anggara”
Aku tersenyum melihat keberaniannya berinteraksi dengan orang asing sepert ku.
‘sepertinya aku juga pernah melihat bocah ini,tapi dimana ya?’ gumam ku dalam hati.
“oh ya bu,lihat dasi ku nggak? ,soalnya aku yakin jatuh di tempat ibu berdiri di koridor tadi” tanya nya lagi,memancingku hingga aku menyadari nya.
‘inikan bocah tadi...’
Astaga!
“nggak sayang... ibu tidak melihatnya,mungkin saja kamu lupa bawa dasi”.
Dia terdiam,aku memperhatikan bola matanya... aneh,kenapa hati ku berdesir saat melihat tatapan dua bola mata bocah ini. Buru-buru aku teringat tugas ku di kelas ini,aku bangkit dan kembali ke meja guru.
“baiklah ank-anak,saya di sini hanya bertugas menggantikan wali kelas kalian untuk beberapa minggu ke depan,saya harap kalian bisa menerima kehadiran ibu di sini”.
“oh ya,perkenalkan nama ibu Vanya Anastasia
“lalu panggilannya apa bu?”
Aku terdiam sejenak.
“panggil saja dengan sebutan bu Asta” aku tersenyum,sengaja aku mengambil penggalan nama belakang ku untuk memulai lembaran ini.
“bu asta!,namanya lucu” puji gadis berkepang kuda.
Aku semakin bersemangat untuk lebih dekat dengan mereka.
            Waktu terus mengalir hingga akhirnya bel istirahat berteriak lantang. Aku mengakhiri aktifitas mengajar ku,anak-anak segera menghambur keluar kelas.
Aku masih enggan menuju kantor,aku memutuskan untuk duduk di kantin yang tidak jauh dari lapangan. Secangkir capuccino hangat menemani ku bersantai,entah kenapa aku merasakan banyak yang memperhatikan ku disni, apa karna guru-guru di sekolah ini tidak pernah bersantai di kantin,atau aapa aku masih asing di mata mereka?
Ah sudahlah biarkan saja,aku hanya melempar senyum pada setiap pasang mata memperhatikan ku. J
        .........@b@ng..........
            Bel masuk berteriak nyaring lima menit yang lalu,tapi ada segerombolan siswa yang masih belum memasuki kelas,ada yang mencurigakan akan segerombolan di pojok lapangan dekat kelas 1b,aku semakin penasaran saat bocah-bocah itu memekik dan ada yang histeris,aku ingin menjawab rasa penasaran ku,aku memutuskan menghampiri mereka.
Dan aku tersentak melihat darah yang masih segar mengalir dari pelipis bocah itu,aku segera bersimpuh di depannya.
“kamu kenapa nak?” tanya ku seraya memeluk pundak bocah kecil itu.
Bocah kecil itu masih tertunduk,ia enggan mendongkakkan wajahnya dalam kerumunan seperti ini.
Aku menatap satu persatu wajah-wajah bocah sebayanya yang saat ini bergerombol menatap ku,aku mencoba mencari jawaban tapi mereka juga enggan angkat bicara.
Aku tak sabar lagi,perlahan ku angkat dagu itu menghadap ku,dan...
“astaga dimas!” aku terpekik setelah tau yang terluka itu adalah anak didik ku beberapa jam yang lalu.
Lekas aku membopongnya ke kantor,ku minta asri teman sekelasnya menemani dimas. aku sigap melakukan pertolongan pertama semampuku,setelah darahnya sedikit teratasi dan tidak lagi merembes ke perban bagian luar, aku memintanya untuk beristirahat dan memejamkan mata agar syaraf-syaraf yang tegang sedikit tenang.
“asri kemarilah” ujar ku lembut seraya menjauh dari sofa dimana dimas terbaring.
“ceritkan sama ibu apa yang sebenarnya terjadi?”
Dengan taku-takut asri melirik ku,ia menghela nafas yang terasa berat sebelum menjawab pertanyaan ku tadi.
“dimas berkelahi bu” jawabnya pendek.
“dengan siapa nak?”
“dengan anak sekolah sebelah,dimas di musuhi karna dia pintar”
Aku terdiam. Aku memang belum mengenal bocah itu lama,tapi aku sudah bisa merasakan auranya yang begitu kuat dengan bathin ku,entah kenapa..

2 komentar: